DEFINISI
Secara
etiologi Kanker Serviks berasal dari kata “Kanker” yang berasal dari Bahasa
Latin “cancer” yang artinya adalah kepiting. Istilah “cancer” digunakan karena
karena merujuk kepada karakteristiknya yaitu “menjepit kuat” dan memang,
biasanya gambaran kanker secara radiologi seringkal menyerupai “kepiting” yakni
bulatan dengan capit di sekelilingnya. Sedangkan “Serviks” berasal dari Bahasa
Latin juga yaitu “cervix” yang artinya mulut-leher rahim.
Di
Indonesia istilah “Kanker Serviks atau Kanker Mulut/ Leher Rahim” tidak asing
lagi bahkan seringkali menjadi momok bagi kaum wanita selain Kanker Payudara.
Keterangan
gambar :
Gambar
pertama : mulut rahim yang sehat,
normal: licin, bewarna merah muda
Gambar
kedua : mulut rahim yang sudah mulai
menunjukkan peradangan atau kanker awal
Gambar
ketiga : mulut rahim dengan kanker
yang mulai meluas ke leher rahim
Gambar
keempat : mulut dan leher yang sudah terkena kanker seluruhnya
PENYEBAB
Kanker
Serviks adalah tumor ganas yang paling sering dijumpai pada wanita. Penyebab
kanker serviks adalah Human Pappiloma Virus atau biasa
disingkat HPV.
HPV tipe 16 dan 18 diteliti merupakan penyebab kanker serviks langsung, sedangkan tipe 6 dan 11 merupakan penyebab penyakit kelamin “jengger ayam” (warts) pada wanita yang meningkatkan resiko untuk berkembangnya kanker serviks. Virus ini menyebar melalui kontak langsung dan mempunyai masa inkubasi sekitar 10 tahun. Itulah sebabnya pada awal-awal terinfeksi, tidak akan ada gejala yang muncul.
HPV tipe 16 dan 18 diteliti merupakan penyebab kanker serviks langsung, sedangkan tipe 6 dan 11 merupakan penyebab penyakit kelamin “jengger ayam” (warts) pada wanita yang meningkatkan resiko untuk berkembangnya kanker serviks. Virus ini menyebar melalui kontak langsung dan mempunyai masa inkubasi sekitar 10 tahun. Itulah sebabnya pada awal-awal terinfeksi, tidak akan ada gejala yang muncul.
FAKTOR RESIKO
Berikut
faktor-faktor yang tidak menyebabkan langsung penyakit kanker tetapi
meningkatkan berkembangnya kanker serviks.
1.
Berganti-ganti
pasangan seksual
2.
Berhubungan
seksual usia dini, yakni sebelum usia 18 tahun
3.
Pemakaian
kontrasepsi hormonal dalam jangka waktu panjang
4.
Mempunyai
banyak anak atau melahirkan lebih dari 3x
5.
Merokok;
racun rokok menyebabkan neoplasia/ peradangan kronis pada mulut rahim yang
dapat berkembang menjadi kanker
6.
Mempunyai
riwayat penyakit kelamin yang lain
7.
Daya
tahan tubuh-immune yang lemah; misalnya pada penderita HIV/ AIDS
GEJALA
Gejala
dari Kanker serviks yang sering dijumpai adalah;
1.
Erosi serviks
Erosi serviks
adalah peradangan kronis pada mulut rahim; biasanya pada kasus infeksi penyait
kelamin atau kelahiran yang terlalu rapat dan sering. Pada penampakan
pemeriksaan inspekulo mulut rahim terlihat bewarna merah terang di beberapa
tempat kadang disertai sekret keputihan sampai kekuningan.
2.
Perdarahan kontak
Biasanya terjadi
saat atau setelah berhubungan badan atau senggama disertai rasa nyeri. Tapi
pada beberapa kasus, perdarahan spontan yang bercampur dengan sekret keputihan
terjadi saat dilakukan pemeriksaan inspekulo.
3.
Perdarahan tidak teratur pada wanita
Pada wanita yang
sudah menopause tiba-tiba mendapatkan “menstruasi” kembali yang jumlahnya
seringkali tidak banyak dan tanpa disertai keluhan lain. Perdarahan ini sering
kali diabaikan. Tidak jarang penderita baru datang berkonsultasi jika
perdarahan sudah semakin banyak, bewarna gelap dan berbau tidak sedap. Jika ini
yang terjadi, maka biasanya proses kanker sudah masuk ke tahap lanjut yang
memerlukan tindakan yang radikal dan tidak mudah.
4.
Rasa nyeri
Rasa nyeri yang
sering timbul pada perut bagian bawah dan pinggang jangan diabaikan terlebih
saat menstruasi atau berhubungan badan. Jika proses invasi sudah meluas maka
tidak jarang nyeri semakin hebat bahkan saat serviks disentuh sedikit saja.
Pada beberapa kasus dapat dijumpai rasa mual.
5.
Peningkatan sekret vagina ( keputihan )
Dalam praktek
dijumpai 75% - 85% pasien mengeluhkan adanya keputihan yang tidak biasa atau
abnormal. Didefinisikan abnormal jika keputihan ini sudah mengalami perubahan
dalam hal warna dan bau. Keputihan yang normal biasanya terjadi menjelang
menstruasi dan masa subur. Keputihan yang normal bewarna bening sampai putih,
tidak berbau dan tidak menyebabkan gatal. Sedangkan keputihan yang merupakan
gejala kanker serviks biasanya bewarna kuning sampai kecoklatan disertai bau
yang tidak sedap dan kadang juga disertai darah segar dengan jumlah yang agak
banyak.
Pertama : gambaran peradangan kronis disertai
keputihan; peradangan seperti ini bisa diakibatkan infeksi kelamin
Kedua : nyeri
pada perut bagian bawah dan pinggang yang sering muncul ketika menstruasi
ataupun saat berhubungan
DETEKSI DINI dan PENCEGAHAN
Deteksi
dini yang sangat popular dan memang efektif adalah “pappanicolau smear” atau biasa disebut “ pap smear”. Pemeriksaan ini merupakan pemeriksaan sitologi.
Metode pemeriksaan ini dilakukan dengan mengambil sediaan hapus dari serviks
menggunakan sikat halus atau stick khusus yang kemudian diperiksa dibawah
mikroskop untuk meneliti perubahan sel. Metode ini disarankan untuk dilakukan setiap setahun sekali pada
wanita-wanita yang sudah melahirkan, khususnya usia 30 tahun ke atas.
Pada
wanita usia muda, deteksi dini tidak terlalu ditekankan karena secara
fisiologis perubahan sel masih dapat kembali ke normal.
Deteksi
dini serviks dapat mencegah kanker serviks :
·
75%
pada wanita usia 50 – 60 tahun keatas
·
60%
pada wanita usia 40 tahun-an
·
45%
pada wanita usia 30 tahun-an
Gambar
ini menunjukkan jenis pemeriksaan lain yaitu; “punch” biopsy.
Pemeriksaan ini jika dicurigai ada “kelainan” lebih lanjut.
Gambar ini menunjukkan
jenis biopsi yang disebut “cold cone”. Jenis ini untuk
memeriksa sel yang lebih dalam. Bisa juga digunakan sebagai terapi atau
tindakan untuk mencegah inflamasi menyebar lebih luas. Biasanya pada kasus
neoplasia atau prekanker.
Pencegahan yang sedang
digalakkan sekarang ini ialah dengan vaksin. Seperti kita sudah ketahui, vaksin
ialah memasukkan ke dalam tubuh virus atau kuman yang sudah dilemahkan dengan
maksud agar tubuh membentuk antibodi. Vaksin untuk kanker serviks ini dilakukan
sebanyak tiga kali dengan jangka waktu tertentu dengan disuntikkan di otot
deltoid atau lengan atas.
Di Indonesia, ada dua
vaksin yang sudah tersedia, yakni Gardasil®
dan Cervarix®.
Vaksin kanker serviks
ini dianjurkan untuk setiap remaja perempuan yang sudah mengalami menstruasi
atau pubertas dan dititikberatkan untuk setiap wanita yang sudah melahirkan;
tentunya setelah melakukan pemeriksaan pap
smear terlebih dahulu.
Vaksin kanker serviks
ini sangat efektif tetapi tentu saja tidak menjamin 100% kebal terhadap
munculnya kanker serviks. Hal ini dikarenakan ada strain virus lain yang
mungkin saja belum diketahui yang dapat mengakibatkan kanker serviks. Karena
itu seorang wanita yang saat remaja sudah pernah vaksin tetap disarankan untuk
rutin melakukan pemeriksaan pap smear
setelah menikah dan melahirkan anak.
Pencegahan lain yang
perlu dipertimbangkan adalah pendidikan seks sejak dini untuk remaja, termasuk
pentingnya kesadaran “save sex”;
termasuk setia pada pasangan dan penggunaan kondom yang benar pada pasangan
resiko tinggi.
No comments:
Post a Comment